Jumat, 01 Juni 2012
Aku bukan tanpa perasaan
Aku tidak pernah mengerti dengan apa yang direncanakan oleh Tuhan kepadaku, dan kepada orang disekitarku..
Minggu, 27 Mei 2012
sama seperti dia
Tidak banyak yang berbeda darimu dan dari dirinya
termasuk apa yang telah kalian berikan kepadaku
Sama...
sama-sama berasal dari dua..
yang kalian sudah mengetahui bila aku
tak akan pernah mendapatkan kata dua
meskipun tiga pula tak kunjung kutemui...
Dimanakah enam yang selalu berulang??
Seolah menghilang dan berganti yang lain..
memang suatu kebetulan kita bertemu
dan bukanlah kebetulan pula kita tidak bertemu
jadi tidak akan bisa kita bertemu
bila semua direncanakan..
termasuk apa yang telah kalian berikan kepadaku
Sama...
sama-sama berasal dari dua..
yang kalian sudah mengetahui bila aku
tak akan pernah mendapatkan kata dua
meskipun tiga pula tak kunjung kutemui...
Dimanakah enam yang selalu berulang??
Seolah menghilang dan berganti yang lain..
memang suatu kebetulan kita bertemu
dan bukanlah kebetulan pula kita tidak bertemu
jadi tidak akan bisa kita bertemu
bila semua direncanakan..
Sabtu, 19 Mei 2012
Berulang lagi malam ini
Seharusnya aku sudah mampu merelakan kepergiannya bersama yang lain.
Seharusnya sudah tidak ada lagi persasaan cemburu yang aku pendam.
Seharusnya aku sudah tidak memikirkannya lagi.
Seharusnya aku sudah membuang semua cerita yang telah kita alami.
Seharusnya, ----
dan kini seharusnya aku bisa..!!!
Saya benar-benar tidak mengira akan menjadi seperti ini...!!
Sekali lagi orang yang aku anggap sebagai teman justru memperparah kondisiku,
sepertinya dia sengaja membiarkanku untuk tak mampu berdiri, pulih dalam luka ini.
Seolah seperti menyayat sebuah luka yang masih meradang.
Sungguh aku tidak mengerti dan menganggap ini hanyalah sebuah lelucon,
kalian berhasil tertawa kawan, KALIAN BERHASIL MENERTAWAKAN AKU..!!
Kalau tertawa itu yang menjadikan kalian terhibur, kalian juga akan merasakan bagaimana rasanya tertawa dalam kepedihan.
Aku menyadari semua ini memang terasa lucu, terbalut dengan senyuman akan dirimu yang menyiksaku.
Apakah bukan sebuah lelucon apabila suat kebodohan yang kini sedang aku lakukan berulang-ulang.
Suatu kebodohan yang terus saja aku lakukan, yang aku pertontonkan,
dan aku sungguh menikmati dalam kepedihannya.
Tiba-tiba terputarlah dari pemutar musik,
sebuah lagu legenda
Nat King Cole,
-When I Fall in Love-
Larutlah semua rasa ini dalam keheningan malam.
Mencoba menenangkan hati yang bergejolak,
hingga terucap sebuah lirik yang sangat menggertak,
When I give my heart, it will be completely
Aku sangat menyadari bahwa hidup ini belumlah lengkap, terlebih sempurna.
Karena sama sekali aku tidak mengerti,
kepada siapa aku memberikan hati ini?
Seperti sebuah kebodohan yang aku lakukan berulang-ulang,
berulang-ulang pula aku tak jemu memutar lagu ini,
dengan sebuah harapan tentramlah hati ini,
paling tidak sebelum hari berganti.
Namun aku tak menyadari,
sebua kalimat lirik yang membuat aku terkejut,
Love is ended before it's begun
Seketika aku remuk kembali ...
Seharusnya sudah tidak ada lagi persasaan cemburu yang aku pendam.
Seharusnya aku sudah tidak memikirkannya lagi.
Seharusnya aku sudah membuang semua cerita yang telah kita alami.
Seharusnya, ----
dan kini seharusnya aku bisa..!!!
Saya benar-benar tidak mengira akan menjadi seperti ini...!!
Sekali lagi orang yang aku anggap sebagai teman justru memperparah kondisiku,
sepertinya dia sengaja membiarkanku untuk tak mampu berdiri, pulih dalam luka ini.
Seolah seperti menyayat sebuah luka yang masih meradang.
Sungguh aku tidak mengerti dan menganggap ini hanyalah sebuah lelucon,
kalian berhasil tertawa kawan, KALIAN BERHASIL MENERTAWAKAN AKU..!!
Kalau tertawa itu yang menjadikan kalian terhibur, kalian juga akan merasakan bagaimana rasanya tertawa dalam kepedihan.
Aku menyadari semua ini memang terasa lucu, terbalut dengan senyuman akan dirimu yang menyiksaku.
Apakah bukan sebuah lelucon apabila suat kebodohan yang kini sedang aku lakukan berulang-ulang.
Suatu kebodohan yang terus saja aku lakukan, yang aku pertontonkan,
dan aku sungguh menikmati dalam kepedihannya.
Tiba-tiba terputarlah dari pemutar musik,
sebuah lagu legenda
Nat King Cole,
-When I Fall in Love-
Larutlah semua rasa ini dalam keheningan malam.
Mencoba menenangkan hati yang bergejolak,
hingga terucap sebuah lirik yang sangat menggertak,
When I give my heart, it will be completely
Aku sangat menyadari bahwa hidup ini belumlah lengkap, terlebih sempurna.
Karena sama sekali aku tidak mengerti,
kepada siapa aku memberikan hati ini?
Seperti sebuah kebodohan yang aku lakukan berulang-ulang,
berulang-ulang pula aku tak jemu memutar lagu ini,
dengan sebuah harapan tentramlah hati ini,
paling tidak sebelum hari berganti.
Namun aku tak menyadari,
sebua kalimat lirik yang membuat aku terkejut,
Love is ended before it's begun
Seketika aku remuk kembali ...
Jumat, 18 Mei 2012
Ketika kudengar semua darimu
Semua terasa damai dan sejuk ketika kau menjelang, hadirmu membuat seakan aku lupa akan belenggu yang mengikat otak ini. Kesunyian hati tak terungkap lagi. Segala hampa muncul seiring engkau menghilang. Bimbang dan ketakutan, dan semua rasa ketidaknyamanan melingkupi. Asapun telah tiada.
Beberapa hari yang lalu, aku dengar langsung darimu. Sebuah pernyataan yang membuatku haru beku, yang terbalut dengan manisnya kata maaf, yang terasa terus menerus menghujani jantungku dengan tikaman pisau yang dia genggam.
Aku tahu semua tentang hal itu, aku tahu semuanya dari awal, dan aku telah mempersiapkannya matang-matang. Mempersiapkan diri kehilangan dirimu. Namun, aku gagal untuk kesekian kalinya, ketika semua itu terjalin begitu indah, tanpaku. Aku remuk.
Tidak ada yang salah dengan semua ini, terlebih juga pada sikapmu padaku. Meskipun ada kesalahan, sungguh aku tidak pernah menganggap itu sebuah kesalahan karena kau telah memberi ku cara merasakan dan menghargai cinta.
Aku tahu engkau sudah muak akan sikapku padamu selama ini. Hanya kata maaf yang teramat sangat mendalam yang bisa aku ungkapkan, maaf karena aku salah mengartikan sikap indahmu, maaf karena aku terlalu banyak berharap kau mau kepadaku, maaf karena aku terlalu memaksa dan menunggu sesuatu yang aku pun menyadari itu bukanlah hak yang semestinya aku dapatkan.
Sungguh aku tidak akan pernah menyesali semua ini, semua kecewa, semua rasa indah, semua rasa remuk redam. Biarlah kini kau jalani hari-hari yang lebih indah bersamanya, dan ijinkan aku menghapus semua kenangan indah bersamamu. Karena akan menjadi sangat menyakitkan bila kenangan indah itu terus menerus membayangi diriku, sementara aku tak mampu lagi menikmati indahnya bersama denganmu.
Mungkin duri kepedihan yang menancap ini, semua yang terjadi diantara aku dan engkau, juga dia. Membuat kita menjadi dewasa.
Biarlah aku kini belajar bagaimana menikmati malam, tanpa ada dirimu yang menemani, menikmati pagi tanpa sambutan hangatmu, melewati hari-hari sulit tanpa kau yang menopang hidup. Hingga tidak ada lagi kesempatan aku jalan berdua denganmu, menghabiskan waktu seharian dengan penuh kebahagiaaan tanpa ada status apapun yang mengikat kita berdua.
Hingga akhirnya aku meminta ijin untuk melupakan dirimu dari hidupku. Semoga aku mampu. +_+
Aku tahu semua tentang hal itu, aku tahu semuanya dari awal, dan aku telah mempersiapkannya matang-matang. Mempersiapkan diri kehilangan dirimu. Namun, aku gagal untuk kesekian kalinya, ketika semua itu terjalin begitu indah, tanpaku. Aku remuk.
Tidak ada yang salah dengan semua ini, terlebih juga pada sikapmu padaku. Meskipun ada kesalahan, sungguh aku tidak pernah menganggap itu sebuah kesalahan karena kau telah memberi ku cara merasakan dan menghargai cinta.
Aku tahu engkau sudah muak akan sikapku padamu selama ini. Hanya kata maaf yang teramat sangat mendalam yang bisa aku ungkapkan, maaf karena aku salah mengartikan sikap indahmu, maaf karena aku terlalu banyak berharap kau mau kepadaku, maaf karena aku terlalu memaksa dan menunggu sesuatu yang aku pun menyadari itu bukanlah hak yang semestinya aku dapatkan.
Sungguh aku tidak akan pernah menyesali semua ini, semua kecewa, semua rasa indah, semua rasa remuk redam. Biarlah kini kau jalani hari-hari yang lebih indah bersamanya, dan ijinkan aku menghapus semua kenangan indah bersamamu. Karena akan menjadi sangat menyakitkan bila kenangan indah itu terus menerus membayangi diriku, sementara aku tak mampu lagi menikmati indahnya bersama denganmu.
Mungkin duri kepedihan yang menancap ini, semua yang terjadi diantara aku dan engkau, juga dia. Membuat kita menjadi dewasa.
Biarlah aku kini belajar bagaimana menikmati malam, tanpa ada dirimu yang menemani, menikmati pagi tanpa sambutan hangatmu, melewati hari-hari sulit tanpa kau yang menopang hidup. Hingga tidak ada lagi kesempatan aku jalan berdua denganmu, menghabiskan waktu seharian dengan penuh kebahagiaaan tanpa ada status apapun yang mengikat kita berdua.
Hingga akhirnya aku meminta ijin untuk melupakan dirimu dari hidupku. Semoga aku mampu. +_+
Kamis, 17 Mei 2012
my future
Membongkar beberapa files di komputer, membuat saya menemukan salah satu tulisan yang dulu saya tulis, seelah melihat tanggal pembuatan file, tertera 28 desember 2008.
this is a hope
the hope to
change my life
the chance to see
the hidden source of love
this is a love
something to give
the healing touch
which can makes
me sway
or twisting my
mind
write a story
with all the pain
this is a pain
pain which I
alter
to be a piece of
victory
this a victory
come from
emotional disorders
take my soul in
your dreams
treat with their
luxury habits
this is my dream
dreams old ones I
crave
which I worship
and curtsey
till I worn-out
to pray
till sorrow turn
into a smiling
till sweat of
this hard work have been paid
I will run,
tracking down this dream
for the shake of
one word becoming everybody dream
this is my
future.
Pantai Utara Jakarta (Ancol) |
Rabu, 16 Mei 2012
Bulan berat
Entah apa yang terkandung dalam Kata "Mei", seolah menjadi bulan yang sangat berat untuk dijalani. Jika terdahulu adalah bulan Desember-akhir bulan dalam satu tahun-juga bulan terakhir dalam satu semester, menjadi puncak serangan tanpa henti tugas-tugas yang diberikan.
Satu persatu tugas yang terbengkalai membengkak menjadi raksasa yang sulit ditaklukkan. Ditambah lagi situasi yang semakin tidak berpihak kepadaku, terus-menerus membuat aku sulit mengalahkannya. Walaupun aku tahu aku akan menyelesaikannya, namun sepertinya banyak hal yang terkorbankan. Hasil yang tidak maksimal membuat pekerjaan memiliki nilai kualitas yang tidak maksimal, ditambah konsentrasi yang terpecah belah bagaimana dan pekerjaan yang mana dulu yang mesti dikerjakan.
Sekarang satu persatu menagih hak-nya kepada aku. Baik, aku penuhi hak kalian, tapi satu persatu.
Beberapa hari ini harus aku upayakan untuk melunasi segala hutang-hutangku. Ini sudah menjadi konsekuensi dengan apa yang aku putuskan dahulu.
Bismillah..
Satu persatu tugas yang terbengkalai membengkak menjadi raksasa yang sulit ditaklukkan. Ditambah lagi situasi yang semakin tidak berpihak kepadaku, terus-menerus membuat aku sulit mengalahkannya. Walaupun aku tahu aku akan menyelesaikannya, namun sepertinya banyak hal yang terkorbankan. Hasil yang tidak maksimal membuat pekerjaan memiliki nilai kualitas yang tidak maksimal, ditambah konsentrasi yang terpecah belah bagaimana dan pekerjaan yang mana dulu yang mesti dikerjakan.
Sekarang satu persatu menagih hak-nya kepada aku. Baik, aku penuhi hak kalian, tapi satu persatu.
Beberapa hari ini harus aku upayakan untuk melunasi segala hutang-hutangku. Ini sudah menjadi konsekuensi dengan apa yang aku putuskan dahulu.
Bismillah..
:w &:¤ = :`((
Kawan, ternyata akhirnya aku merasakan juga patah hati. Sumpah, sakit. Mungkin beberapa kali yang lalu aku pernah dilanda masalah yang teramat rumit, tapi itu sudah biasa, aku sudah beberapa kali melewatinya dan mungkin hanya sampai di otak, sakitnya. Tapi ini beda kawan, tidak lagi kepala yang dipusingkan dengan berbagai masalah, ancaman, dan yang lain. Ini sudah bermain dengan hati, dan rasanya lebih sakit.
Sebenarnya sungguh aku tidak menyangka, aku tidak ingin terlibat terlalu dalam seperti ini. Sungguh..
Mungkin kalau dia sudah kasih sinyal negatif, pasti aku tidak akan terlalu jauh dalam hubungan ini, tapi dia sungguh membingungkan.
Sama sekali aku tidak menyalakan siapapun yang terlibat dalam hubungan hingga sejauh ini.
Masya Allah, saat ini aku masih belum bisa lupa akan waktu itu, memang diantara kita sama sekali anpa hubungan, inilah yang menjadi asal muasal.
Aku mengira, dan sangat yakin perasaan ini tidaklah bertepuk sebelah tangan lagi untuk kesekian kalinya, hingga cerita demi cerita itupun tertulis. Kado terindah yang kamu berikan, jelas itu terlalu istimewa untuk diberikan hanyalah kepada seorang "teman", maka tak salah kalau aku akhirnya yakin perasaan ini tidak bertepuk sebelah tangan.
Suatu ketika aku beranikan ungkapkan perasaan ini, dengan keyakinan yang teramat, dan harapan yang menggelora, Bismillah. Dan untuk kesekian kalinya, nihil.
Kau memintaku untuk tidak berubah, kau pula tidak berubah dalam sikap yang kau tunjukkan kepdaku, dan mungkin semakin dalam aku salah megira untuk kedua kalinya. Kau dan aku malah jauh lebih dekat menjalani hari-hari. Akupun mengira ada secercah harapan, hingga rela diri ini menanti dan terlena sekian lama. Inilah yang membuat aku terjatuh terlalu dalam saat ini. Sempat kucoba menjauh dari dirimu, hasilnya, engkau mendekat seolah tak ingin jauh dari aku, sekali lagi ternyata aku salah mengartikan sikap indah ini. Sungguh aku ingin mengakhiri hubungan tanpa status ini.
Beberapa saat yang lalu, aku sengaja menyulut api, aku tahu engkau sudah memiliki kekasih yang kau inginkan, untuk itu aku ingin segera menyudahi sikapku dan sikapmu yang terjalin selama ini. Tapi waktu yang terjadi akhir-akhir ini terasa begitu cepat, kau sudah nyaman berdua dengan lelaki lain. Syukurlah kalau begitu, meskipun dala hati aku tak rela karena lelaki yang kau pilih tidak lebih baik dari diriku. Dalam hati, biarlah kau merasakan apa yang sudah menjadi pilihanmu, aku menduga kau akan merasakan patah hati yang aku alami sekarang oleh dia. Biarlah kau merasakan nanti, agar kamu cukup untuk tidak memberi harapan-harapan kepada orang lain. Tapi entah mengapa aku masih belum rela dan sakit ketika melihat kalian berdua bermesra.
Aku bukan orang yang sejahat itu, karena aku sayang kepadamu, aku sungguh tidak tega melihat kau menderita nantinya. Ya Allah semoga apa yang aku takutka tidak terjadi, semoga dia tidak merasakan sakit yang aku rasakan sekarang ini. Berilah kebahagian padanya Ya Allah.
#untuk dirimu yang bahagia disana, aku tahu kalau kamu tidak memilih aku, akupun tau kalau aku sangat salah mengartikan sikapmu kepadaku, akupun tahu kalau aku sangat sakit kehilangan dirimu, aku pun tahu ini terbaik untuk kita.
Ya Allah berilah kerelaan dan kelapangan hati ini menghadapi ini. Berikan aku kekuatan untuk bangkit, berikan dia kebahagiaan yang memang dia pantas untuk memilikinya.
:w & :¤ = :`((
Sebenarnya sungguh aku tidak menyangka, aku tidak ingin terlibat terlalu dalam seperti ini. Sungguh..
Mungkin kalau dia sudah kasih sinyal negatif, pasti aku tidak akan terlalu jauh dalam hubungan ini, tapi dia sungguh membingungkan.
Sama sekali aku tidak menyalakan siapapun yang terlibat dalam hubungan hingga sejauh ini.
Masya Allah, saat ini aku masih belum bisa lupa akan waktu itu, memang diantara kita sama sekali anpa hubungan, inilah yang menjadi asal muasal.
Aku mengira, dan sangat yakin perasaan ini tidaklah bertepuk sebelah tangan lagi untuk kesekian kalinya, hingga cerita demi cerita itupun tertulis. Kado terindah yang kamu berikan, jelas itu terlalu istimewa untuk diberikan hanyalah kepada seorang "teman", maka tak salah kalau aku akhirnya yakin perasaan ini tidak bertepuk sebelah tangan.
Suatu ketika aku beranikan ungkapkan perasaan ini, dengan keyakinan yang teramat, dan harapan yang menggelora, Bismillah. Dan untuk kesekian kalinya, nihil.
Kau memintaku untuk tidak berubah, kau pula tidak berubah dalam sikap yang kau tunjukkan kepdaku, dan mungkin semakin dalam aku salah megira untuk kedua kalinya. Kau dan aku malah jauh lebih dekat menjalani hari-hari. Akupun mengira ada secercah harapan, hingga rela diri ini menanti dan terlena sekian lama. Inilah yang membuat aku terjatuh terlalu dalam saat ini. Sempat kucoba menjauh dari dirimu, hasilnya, engkau mendekat seolah tak ingin jauh dari aku, sekali lagi ternyata aku salah mengartikan sikap indah ini. Sungguh aku ingin mengakhiri hubungan tanpa status ini.
Beberapa saat yang lalu, aku sengaja menyulut api, aku tahu engkau sudah memiliki kekasih yang kau inginkan, untuk itu aku ingin segera menyudahi sikapku dan sikapmu yang terjalin selama ini. Tapi waktu yang terjadi akhir-akhir ini terasa begitu cepat, kau sudah nyaman berdua dengan lelaki lain. Syukurlah kalau begitu, meskipun dala hati aku tak rela karena lelaki yang kau pilih tidak lebih baik dari diriku. Dalam hati, biarlah kau merasakan apa yang sudah menjadi pilihanmu, aku menduga kau akan merasakan patah hati yang aku alami sekarang oleh dia. Biarlah kau merasakan nanti, agar kamu cukup untuk tidak memberi harapan-harapan kepada orang lain. Tapi entah mengapa aku masih belum rela dan sakit ketika melihat kalian berdua bermesra.
Aku bukan orang yang sejahat itu, karena aku sayang kepadamu, aku sungguh tidak tega melihat kau menderita nantinya. Ya Allah semoga apa yang aku takutka tidak terjadi, semoga dia tidak merasakan sakit yang aku rasakan sekarang ini. Berilah kebahagian padanya Ya Allah.
#untuk dirimu yang bahagia disana, aku tahu kalau kamu tidak memilih aku, akupun tau kalau aku sangat salah mengartikan sikapmu kepadaku, akupun tahu kalau aku sangat sakit kehilangan dirimu, aku pun tahu ini terbaik untuk kita.
:w & :¤ = :`((
Selasa, 15 Mei 2012
Bayang Bayang itu..
beberapa hari lalu, saya bongkar-bongkar file yang tersimpan dalam leptop butut ini..
melihat sebuah file dengan nama bbi, coba aku buka, ternyata cukup mencerminkan kondisi saat ini...
tertanggal 1 Mei 2011, cukup lama, dan ternyaa nasib saya tak jauh berubah..
melihat sebuah file dengan nama bbi, coba aku buka, ternyata cukup mencerminkan kondisi saat ini...
tertanggal 1 Mei 2011, cukup lama, dan ternyaa nasib saya tak jauh berubah..
Ketika
kau pergi, senja itu kembali
Meraung-raung
meraih hati
Pudarkan
ambisiku yang penuh curiga
Tidakkah
kau merasakan
hangat
yang kuberikan selama ini
Atau
sama sekali memang kau tak pernah menganggapya
Menganggap
aku ada
Semua
menjadi tak seperti yang kuinginkan
Tak
seperti yang kudambakan selama ini
Mengapa
justru ia yang mengambil hati
Sementara
aku jatuh tak berdaya
Jatuh
pada palung penuh lara
Engkau
bunga tanpa rupa
Dengan
duri kau tusuk sukma
Ya..
yaaa.... semua telah musnah
Semua
berhamburan bak debu di jagat raya
Yang
semaunya menabrak dinding asmara
Satu
persatu hilang dariku
Amarah,
benci, luka, dan cinta semua tlah kau bawa
Membenam
bersama para dewi-dewi
Selamanya
tak kembali