Powered By Blogger

Senin, 21 Januari 2013

Mungkin, dan selamanya mungkin akan tetap mungkin

Berada di ketidak-tahuan-ku hingga seolah semua terasa satu.
Gundah, senang, bahagia itu hanyalah bualan lalu, yang hanya memikirkan suatu egosi hingga menjadi Raja.
Padahal ada yang lebih berbahagia dibanding apa yang aku rasakan saat ini,
ada pula yang lebih menderita dari yang pernah aku alami.

Terlambat bukan suatu kata yang tepat untuk saat ini.
Bukan pula menjadi mesin waktu yang bisa membolak-balikkan Hati.
Tapi juga suatu penyesalan, yang tanpa kau sadari akupun terlibat di dalamnya
tentang seseorang yang membuka matanya dan mengetahui bahwa ia terjaga di tengah malam,
berharap pagi segera datang karena ia baru saja melewatkan sang Siang.
aku, kamu, kita memang tidak pernah tau,
sama-sekali tidak pernah tau.

Mungkin esok hari, kemudian, aku tak mengerti
mengenai waktu yang menyatukan kita
atau mungkin pada fase berikutnya, atau menunggu hingga kita satu pada alam yang berbeda.
Mungkin, dan selamanya akan tetap mungkin
aku tak mampu menjawab--